HOME

SELAMAT DATANG DI BLOG RIZQI

Kamis, 02 Juni 2016

KECENDERUNGAN PENULISAN SEJARAH ISLAM


KECENDERUNGAN PENULISAN SEJARAH ISLAM
1.      Keragaman Penulisan Sejarah dalam Islam
1.      Sejarah Umum
Konsep sejarah umum ini dikemukakan oleh Rosenthal dalam bukunya yang berjudul A History of Muslim Historiography yang diterbitkan pertama kali tahun 1952. Dalam uraian Rosenthal menyatakan bahwa pada permulaan abad kesepuluh Masehi ada tiga pola sejarah umum :
a.       Karya Al-Dinawari berjudul Akhbar al-Thiwal yang penyajiannya selaras dengan sejarah Persia dan sejarah Arab sebelum Islam.
b.      Sejarah islam masa permulaan sebagaimana karya-karya lainnya tertarik kepada peristiwa-peristiwa yang terjadi di Persia.
c.       Sejarah khalifah-khalifah, yang secara ringkas menyajikan uraian mengenai masa kekuasaan mereka.
Karya pertama dari tiga pola penulisan sejarah umum adalah karya al Ya’qubi yang berjudul Tarikh al Ya’qubi, berisi mengenai sejarah purbakala semenjak Nabi Adam sampai pada masa agama Islam dam sejarah Islam yang berakhir sampai masa khalifah al-Mu’tamid tahun 259 Hijriah. Sumber-sumber yang digunakan oleh al-Ya’qubi berasal dari literatur sejarah namun hanya beberapa bagian saja yang masih terpelihara.
Karya kedua, ialah Tarikh al-Umam wa al-Muluk yang disusun oleh Muhammad ibn Jarir al-Thabari, menyajikan suatu uraian sejarah secara panjang lebar mengenai agama, hukum dan kejadian-kejadian politik lainnya. Penyajian secara kronologis disusun secara teratur tanpa adanya penyimpangan sama sekali. Ketelitian dan perawi yang dipercayai dalam menyusun naskahnya ini sangat diperhatikan, karena itu kitab ini dijadikan sumber utama penulisan sejarah Islam sampai sekarang ini.
Kitab sejarah yang ketiga ialah karya al-Mas’udi yang berjudul Muruj al-Zahab wa Ma’adin al-Jauhar, dalam kitab ini diuraikan secara ringkas mengenai kejadian bumi dan kisah para Nabi, kemudian tentang laut dan bumi serta keanehan-keanehannya. Disamping itu al-Mas’udi juga menyusun Kitab al-Tanbih wa al-Isyraf yang menguraikan bermacam-macam gejala bumi dan langit dari segi aspek sejarah juga diuraikan mengenai biografi Nabi Muhammad SAW dan kehadiran Islam, biografi para khalifah dan pengikut-pengikutnya sampai pada tahun 345 H.
Mulai semenjak  abad kesepuluh Masehi, ada beberapa referensi sejarah dunia yang ditulis oleh penulis Yahudi yaitu Kitab Tarikh yang ditulis oleh Sa’adiyah Gaon telah menyajikan uraian yang meliputi periode dari kejadian bumi dan langit ciptaan Allah sampai kepada masa dia hidup dan menjadi dasar utama informasi sejarah bagi orang-orang Israel.
Pada permulaan abad kesebelas Masehi, perkembangan lain di dalam penulisan sejarah umum yaitu penggunaan table-tabel sebagai suatu bentuk penyajian sejarh. Bagi sarjana-sarjana Barat menyusun suatu kerangka sejarah didahului oleh gambaran geografi, dan penyajian sesuai apa yang berlaku saat ini. Dan Sejak abad ketiga belas, Nampak adanya aliran sejarah umum yang ditulis dalam Bahasa Arab dan Persia.
2.      Sejarah Lokal
Penulisan sejarah local dalam Islam pada permulaanya ialah dengan menonjolkan pertimbangan-pertimbangan keagamaan. Menurut asal mulanya ada dua macam yang harus dibedakan tentang penulisan sejarah regional dan local, yaitu historiografi local sekuler dan historiografi local teologis.
a.       Historiografi local sekuler di dalam Islam memuat peristiwa-peristiwa sebelum Islam. Tradisi historiografi local sekuler di Mesir dilanjutkan oleh penulis-penulis seperti al-Musabbihi dan ibn Muyassar. Dengan pendekatan abad kelima belas Masehi, tradisi historiografi local sekuler di Mesir mengarah pada komposisi karya –karya referensi yang menyajikan kekayaan informasi mengenai topografi, kebudayaan, sejarah dan ekonomi.
Keistimewaan historigrafi local adalah untuk menyatakan keperluan dan aspirasi tertentu dari suatu lingkungan yang lebih banyak dituntut oleh dunia Islam daripada Arabia. Penekanan historiografi local sekuler yaitu sebagai sejarah politik dan sejarah para pejabat resmi di wilayah tertentu.
b.      Historiografi local teologi, tidak mementingkan tanggal dan biografi. Bentuk historiografi ini berkembang di luar kebutuhan untuk mencegah masuknya hadis-hadis palsu dengan menetapkan kedudukan para perawi.
Terdapat kekhususan pada historiografi local teologis, yaitu mereka yang tidak dilahirkan di Mesir tetapi untuk beberapa waktu tertentu tinggal disana.
3.      Sejarah Kontemporer dan Memoar
Semua historiografi kontemporer tidak berbeda dalam bentuk dan isinya dengan sejarah umum. Dimana penulis mempergunakan sejarah masa lalu sebagai latar belakang masa sekarang. Sedangkan dasar penulisan memoir sendiri adalah catatan dan catatan harian. Banyaknya orang-orang Islam menduduki kedudukan penting dalam masyarakat, menyebabkan mereka membiasakan diri mencatat tiap kegiatan  yang mereka lakukan.
2.      Kecenderungan Penulisan Sejarah Islam
Bernard Lewis seorang sarjana Barat terkemuka menyatakan bahwa penulisan sejarah Arab yang ditulis di Erpa pada umumnya dilakukan oleh ahli-ahli sejarah yang tidak mengetahui bahasa Arab, sedangkan penulis yang menguasai bahasa Arab tidak pula ahli bidang sejarah. Dari segi lain menurut Bernard Lewis para orientalis dalam memberikan analisa mempergunakan filologi dan untuk menghindarkan diri dari kesalahan mempergunakan sejarah, filsafat, seni, sosiologi, kesusastraan dan ekonomi dengan cara yang sama.
Bagi sarjana-sarjana sejarah, dalam melakukan studi dan penulisan sejarah Islam, maka ruang lingkupnya meliputi penduduk, masyarakat dan negara yang telah menerima agama Islam sebagai agamanya. Sumber-sumber penting penulisan sejarah ialah :
1.      Literatur
2.      Sumber-sumber dokumen, yaitu prasasti bahasa Arab
Kontak dengan dunia Timur makin bertambah banyak semenjak tahun 1800 M, sesudah munculnya masa historis kritis dalam penulisan sejarah. Langkah pertama dalam metode historis kritis terhadap sumber-sumber sejarah dilakukan terhadap sejarah pertumbuhan agama Islam. Metode historis kritis yang dilakukan Dozy dalam menguraikan periode Islam diikuti oleh seorang sarjana Spanyol yang bernama Francesco Codera y Azidin.
Penulisan sejarah di Mesir Abad ke-19 M banyak pengaruhnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan agama Islam di Indonesia, sesudah dibukanya terusa Suez tahun 1870. Pada masa pemerintahan Abbas I (1848-1854) mahasiswa-mahasiswa Al-Azhar menumpahkan perhatiannya pada gerakan penerjemahan. Tetapi pada masa pemerintahan Ismail (1866-1879) perhatiannya tidak lagi pada penerjemahan, tetapi pada penulisan.
Penulisan Sejarah Islam di Indonesia
Bila diperhatikan perkembangan historiografi Islam secara umum baik pada masa dulu maupun masa sekarang, historiografi Islam mempunyai hubungan erat dengan perkembangan umum ilmu pengetahuan Islam. Penulisan sejarah di Indonesia tidak saja ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia, tetapi juga banyak ditulis dalam bahasa asing baik oleh penulis asing maupun penulis Indonesia sendiri.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar