KECENDERUNGAN
PENULISAN SEJARAH ISLAM
1.
Keragaman
Penulisan Sejarah dalam Islam
1.
Sejarah Umum
Konsep sejarah umum ini dikemukakan oleh
Rosenthal dalam bukunya yang berjudul A
History of Muslim Historiography yang diterbitkan pertama kali tahun 1952. Dalam
uraian Rosenthal menyatakan bahwa pada permulaan abad kesepuluh Masehi ada tiga
pola sejarah umum :
a.
Karya
Al-Dinawari berjudul Akhbar al-Thiwal
yang penyajiannya selaras dengan sejarah Persia dan sejarah Arab sebelum Islam.
b.
Sejarah islam
masa permulaan sebagaimana karya-karya lainnya tertarik kepada
peristiwa-peristiwa yang terjadi di Persia.
c.
Sejarah
khalifah-khalifah, yang secara ringkas menyajikan uraian mengenai masa
kekuasaan mereka.
Karya
pertama dari tiga pola penulisan sejarah umum adalah karya al Ya’qubi yang
berjudul Tarikh al Ya’qubi, berisi
mengenai sejarah purbakala semenjak Nabi Adam sampai pada masa agama Islam dam
sejarah Islam yang berakhir sampai masa khalifah al-Mu’tamid tahun 259 Hijriah.
Sumber-sumber yang digunakan oleh al-Ya’qubi berasal dari literatur sejarah
namun hanya beberapa bagian saja yang masih terpelihara.
Karya
kedua, ialah Tarikh al-Umam wa al-Muluk
yang disusun oleh Muhammad ibn Jarir al-Thabari, menyajikan suatu uraian
sejarah secara panjang lebar mengenai agama, hukum dan kejadian-kejadian
politik lainnya. Penyajian secara kronologis disusun secara teratur tanpa
adanya penyimpangan sama sekali. Ketelitian dan perawi yang dipercayai dalam
menyusun naskahnya ini sangat diperhatikan, karena itu kitab ini dijadikan
sumber utama penulisan sejarah Islam sampai sekarang ini.
Kitab
sejarah yang ketiga ialah karya al-Mas’udi yang berjudul Muruj al-Zahab wa Ma’adin al-Jauhar, dalam kitab ini diuraikan
secara ringkas mengenai kejadian bumi dan kisah para Nabi, kemudian tentang
laut dan bumi serta keanehan-keanehannya. Disamping itu al-Mas’udi juga
menyusun Kitab al-Tanbih wa al-Isyraf
yang menguraikan bermacam-macam gejala bumi dan langit dari segi aspek sejarah
juga diuraikan mengenai biografi Nabi Muhammad SAW dan kehadiran Islam, biografi
para khalifah dan pengikut-pengikutnya sampai pada tahun 345 H.
Mulai
semenjak abad kesepuluh Masehi, ada
beberapa referensi sejarah dunia yang ditulis oleh penulis Yahudi yaitu Kitab
Tarikh yang ditulis oleh Sa’adiyah Gaon telah menyajikan uraian yang meliputi
periode dari kejadian bumi dan langit ciptaan Allah sampai kepada masa dia
hidup dan menjadi dasar utama informasi sejarah bagi orang-orang Israel.
Pada
permulaan abad kesebelas Masehi, perkembangan lain di dalam penulisan sejarah
umum yaitu penggunaan table-tabel sebagai suatu bentuk penyajian sejarh. Bagi
sarjana-sarjana Barat menyusun suatu kerangka sejarah didahului oleh gambaran
geografi, dan penyajian sesuai apa yang berlaku saat ini. Dan Sejak abad ketiga
belas, Nampak adanya aliran sejarah umum yang ditulis dalam Bahasa Arab dan
Persia.
2.
Sejarah Lokal
Penulisan sejarah local dalam Islam pada
permulaanya ialah dengan menonjolkan pertimbangan-pertimbangan keagamaan.
Menurut asal mulanya ada dua macam yang harus dibedakan tentang penulisan sejarah
regional dan local, yaitu historiografi local sekuler dan historiografi local
teologis.
a.
Historiografi
local sekuler di dalam Islam memuat peristiwa-peristiwa sebelum Islam. Tradisi
historiografi local sekuler di Mesir dilanjutkan oleh penulis-penulis seperti
al-Musabbihi dan ibn Muyassar. Dengan pendekatan abad kelima belas Masehi,
tradisi historiografi local sekuler di Mesir mengarah pada komposisi karya
–karya referensi yang menyajikan kekayaan informasi mengenai topografi,
kebudayaan, sejarah dan ekonomi.
Keistimewaan historigrafi local adalah
untuk menyatakan keperluan dan aspirasi tertentu dari suatu lingkungan yang
lebih banyak dituntut oleh dunia Islam daripada Arabia. Penekanan historiografi
local sekuler yaitu sebagai sejarah politik dan sejarah para pejabat resmi di
wilayah tertentu.
b.
Historiografi
local teologi, tidak mementingkan tanggal dan biografi. Bentuk historiografi
ini berkembang di luar kebutuhan untuk mencegah masuknya hadis-hadis palsu
dengan menetapkan kedudukan para perawi.
Terdapat kekhususan pada historiografi
local teologis, yaitu mereka yang tidak dilahirkan di Mesir tetapi untuk
beberapa waktu tertentu tinggal disana.
3.
Sejarah
Kontemporer dan Memoar
Semua historiografi kontemporer tidak
berbeda dalam bentuk dan isinya dengan sejarah umum. Dimana penulis
mempergunakan sejarah masa lalu sebagai latar belakang masa sekarang. Sedangkan
dasar penulisan memoir sendiri adalah catatan dan catatan harian. Banyaknya
orang-orang Islam menduduki kedudukan penting dalam masyarakat, menyebabkan
mereka membiasakan diri mencatat tiap kegiatan
yang mereka lakukan.
2. Kecenderungan
Penulisan Sejarah Islam
Bernard
Lewis seorang sarjana Barat terkemuka menyatakan bahwa penulisan sejarah Arab
yang ditulis di Erpa pada umumnya dilakukan oleh ahli-ahli sejarah yang tidak
mengetahui bahasa Arab, sedangkan penulis yang menguasai bahasa Arab tidak pula
ahli bidang sejarah. Dari segi lain menurut Bernard Lewis para orientalis dalam
memberikan analisa mempergunakan filologi dan untuk menghindarkan diri dari
kesalahan mempergunakan sejarah, filsafat, seni, sosiologi, kesusastraan dan
ekonomi dengan cara yang sama.
Bagi
sarjana-sarjana sejarah, dalam melakukan studi dan penulisan sejarah Islam,
maka ruang lingkupnya meliputi penduduk, masyarakat dan negara yang telah
menerima agama Islam sebagai agamanya. Sumber-sumber penting penulisan sejarah
ialah :
1.
Literatur
2.
Sumber-sumber
dokumen, yaitu prasasti bahasa Arab
Kontak
dengan dunia Timur makin bertambah banyak semenjak tahun 1800 M, sesudah
munculnya masa historis kritis dalam
penulisan sejarah. Langkah pertama dalam metode historis kritis terhadap
sumber-sumber sejarah dilakukan terhadap sejarah pertumbuhan agama Islam.
Metode historis kritis yang dilakukan Dozy dalam menguraikan periode Islam
diikuti oleh seorang sarjana Spanyol yang bernama Francesco Codera y Azidin.
Penulisan
sejarah di Mesir Abad ke-19 M banyak pengaruhnya bagi perkembangan ilmu
pengetahuan agama Islam di Indonesia, sesudah dibukanya terusa Suez tahun 1870.
Pada masa pemerintahan Abbas I (1848-1854) mahasiswa-mahasiswa Al-Azhar
menumpahkan perhatiannya pada gerakan penerjemahan. Tetapi pada masa
pemerintahan Ismail (1866-1879) perhatiannya tidak lagi pada penerjemahan,
tetapi pada penulisan.
Penulisan Sejarah Islam di
Indonesia
Bila
diperhatikan perkembangan historiografi Islam secara umum baik pada masa dulu
maupun masa sekarang, historiografi Islam mempunyai hubungan erat dengan
perkembangan umum ilmu pengetahuan Islam. Penulisan sejarah di Indonesia tidak
saja ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa-bahasa daerah yang ada di
Indonesia, tetapi juga banyak ditulis dalam bahasa asing baik oleh penulis
asing maupun penulis Indonesia sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar