PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
SEBAGAI SARANA MEMBENTUK KARAKTER BANGSA
(DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKAN)
Resensi Ini
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sosiologi Pendidikan
Dosen Pengampu :
M. Amir Mahmud, MA
Disusun oleh :
Ainur Rizqiyah (
PAI IVA)
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) IBRAHIMY
GENTENG - BANYUWANGI
2016
RESENSI :
PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
SEBAGAI SARANA MEMBENTUK KARAKTER BANGSA
(DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKAN)
Oleh : Prof. Dr. Farida Hanum, M.Si
Karakter
bangsa adalah ciri khas dan sikap suatu bangsa yang tercermin pada tingkah laku
dan pribadi warga suatu negara. Karakter bangsa sangat tergantung pada political
will pemerintah atau penguasa suatu negara yang dibangun sesuai dengan visi
suatu negara. Ada tiga tiang utama jati diri bangsa Indonesia yang tidak boleh
digerogoti dengan cara apapun, yaitu : pertama, Indonesia sebagai suatu
kebangsaan. Kedua, Indonesia adalah suatu negara yang diproklamasikan tanggal
17 Agustus 1945. Ketiga, Indonesia adalah satu kewilayahan.
Cita-cita
bersama untuk mewujudkan demokrasi menuntut adanya apresiasi terhadap
keberagaman budaya sehingga perlu terhadap keberagaman budaya sehingga perlu
pengelolaan keragaman secara sinergis. Pendidikan multikultural dianggap salah
satu cara yang tepat untuk dapat menanamkan kemampuan masyarakat hidup dalam
keberagaman.
A.
Pendidikan Multikultural dan Perilaku Bangsa
Perilaku
bangsa merupakan soft skill, yaitu seperangkat kemampuan yang
mempengaruhi individu dalam berinteraksi dengan orang lain. Karakter dan jati
diri bangsa sangat penting disosialisasikan pada peserta didik sejak dini untuk
membentuk perilaku bangsa.
Dalam
konteks kehidupan yang multikultural, pemahaman yang berdimensi multikultural
harus dihadirkan untuk memperluas wacana pemikiran manusia yang selama ini
masih mempertahankan “egoisme" kebudayaan, agama, kelompok. Melalui
pendidikan, sikap penghargaan terhadap perbedaan direncanakan dengan baik,
generasi muda dilatih dan disadarkan akan pentingnya penghargaan pada orang
lain dan budaya lain, bahkan dilatihkan dalam hidup, sehingga sewaktu mereka
dewasa sudah punya sikap dan perilaku itu. Oleh sebab itu, sangat penting
nilai-nilai dan pendidikan multikultural mewarnai proses belajar di kelas.
B.
Pengertian dan Tujuan Pendidikan Multikultural
Multikulturalisme meliputi tiga hal. Pertama,
multikulturalisme berkenaan dengan budaya; kedua, merujuk pada keragaman yang
ada; ketiga, berkenaan dengan tindakan spesifik pada respon terhadap keragaman
tersebut.
Tujuan utama dari pendidikan multikultural adalah
mengubah pendekatan pelajaran dan pembelajaran ke arah memberi peluang yang
sama pada setiap anak. Pendidikan multikultural adalah ide, gerakan pembaharuan
pendidikan dan proses pendidikan yang tujuan utamanya untuk mengubah struktur
lembaga pendidikan supaya siswa baik pria maupun wanita, siswa yang
berkebutuhan khusus, dan siswa yang merupakan anggota kelompok ras, etnis, dan
kultur yang bermacam-macam itu akan memiliki kesempatan yang sama untuk
mencapai prestasi akademik di sekolah. Pendidikan multikultural paling tidak
menyangkut tiga hal, yaitu :
1. Kesadaran nilai penting keragaman budaya
Peningkatan kesadaran bahwa semua siswa memiliki
karakteristik khusus karena usia, agama, gender, kelas sosial, etnis, ras atau karakteristik
budaya tertentu yang melekat pada diri masing-masing.
2. Gerakan pembaharuan pendidikan
3. Proses pendidikan
C.
Pendekatan implementasi pendidikan
multikultural
1. Pendekatan kontribusi, dengan memasukkan pahlawan dari suku bangsa/etnis
dan benda-benda budaya ke dalam pelajaran yang sesuai.
2. Pendekatan aditif, pada tahap ini dilakukan penambahan materi, konsep,
tema, perspektif terhadap kurikulum tanpa mengubah struktur, tujuan, dan
karakteristik dasarnya.
3. Pendekatan transformasi, pendekatan transformasi mengubah asumsi dasara
kurikulum dan menumbuhkan kompetensi dasar siswa dalam melihat konsep, isu,
tema, dan problem dari beberapa perspektif dan sudut pandang etnis.
4. Pendekatan aksi sosial, tujuan utama dari pembelajaran dan pendekatan ini
adalah mendidik siswa melakukan kritik sosial dan membantu mereka memperoleh
pendidikan politis, sekolah membantu siswa menjadi kritikus sosial yang
reflektif dan partisipan yang terlatih dalam perubahan sosial.
D.
Implementasi pendidikan multikultural di kelas
1. Implementasi pendekatan kontribusi di kelas
Substansi
pendidikan multikultural pada tahap ini adalah menanamkan pada siswa bahwa
manusia yang hidup disekitarnya dan di tempat lain serta di dunia ini sangat
beragam. Sehingga mereka dapat belajar untuk menerima perbedaan dengan proses
rasa yang menyenangkan.
2. Implementasi pendidikan aditif di kelas
Hal ini
dilakukan untuk menanamkan pengetahuan yang luas bagi siswa. Dengan wawasan
yang luas tentang keragaman budaya, kehidupan, persahabatan, siswa akan tumbuh
menjadi orang yang inklusif, mudah menerima yang berbeda, toleran dan
menghargai orang lain.
3. Implementasi pendekatan transformasi di kelas
Pada siswa
sekolah lanjutan implementasi pendidikan multikultural dapat digunakan
pendekatan transformasi. Siswa pada jenjang ini sudah mampu memiliki sudut
pandang. Sehingga dapat tumbuh dan tercipta sikap saling menghargai,
kebersamaan, dan cinta sesama dirasakan melalui pengalaman belajar.
4. Implementasi pendekatan aksi sosial
Dalam tahap
aksi sosial, siswa sudah diminta untuk menerapkan langsung tentang konsep, isu
atau masalah yang diberikan kepada mereka. Karena tujuan pengajaran dalam
pendekatan ini adalah mendidik siswa mampu melakukan kritik sosial, mengambil
keputusan dan melaksanakan rencana alternatif yang lebih baik.
Tujuan utama
dari pendekatan ini adalah menyiapkan siswa (mahasiswa) untuk memiliki
pengetahuan, nilai, ketrampilan bertindak dan peran aktif dalam perubahan
sosial, baik dalam skala regional, nasional, dann global.
Tanggapan :
Saya
sependapat dengan artikel dalam jurnal tersebut. Menurut hemat saya, Kemajuan suatu
bangsa dipengaruhi oleh warga yang ada di dalamnya. Ketika warga di dalam wadah
bangsa tersebut baik dengan indikator memiliki karakter yang baik dan mampu
mengembangkan kemampuan untuk kemajuan suatu bangsa. Berbicara karakter, maka
hal itu juga berbicara mengenai jati diri bangsa. Sehingga menurut Hasyim
Djajal dalam bukunya, bangsa harus memiliki tiga tiang utama agar bangsa
tersebut dapat mempertahankan eksistensinya. Untuk mewujudkan hal itu, perlu
adanya apresiasi bersama terhadap keberagaman budaya sehingga nantinya akan
terbentuk negara demokrasi yang saling sinergis.
Memiliki
warga masyarakat yang berkarakter merupakan impian suatu bangsa, maka perlulah
ditanamkan sebuah pendidikan yang dapat menjadikan suatu bangsa mengerti akan
keberagaman yang ada. Dalam hal ini pendidikan multikultural dikatakan salah
satu cara yang tepat untuk dapat menanamkan kemampuan masyarakat hidup dalam
keberagaman. Karena sikap saling menerima, menghargai nilai, budaya, keyakinan
yang berbeda tidak otomatis akan berkembang sendiri.
Pendidikan
multikultural sendiri dapat menjadikan masyarakat yang berkarakter apabila
sudah diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Baik Implementasi
pendekatan kontribusi, Implementasi pendidikan aditif di kelas, Implementasi
pendekatan transformasi di kelas, dan Implementasi pendekatan aksi sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar